Sunday, February 26, 2006
La Métamorphose, Franz Kafka
[La Métamorphose, novel Franz Kafka, ditulis tahun 1912. Buku yang saya baca adalah buku terbitan Flammarion, 1999. Diterjemahkan dari Die Verwandlung oleh Bernard Lortholary. Buku ini dilengkapi oleh pengantar dan penutup oleh Loïc Marcou]
La Métamorphose adalah perkenalan saya pada Kafka. Selama ini selau saja ragu untuk membaca Kafka, karena saya tidak bisa membaca bahasa Jerman, bahasa asli karya Kafka. Tapi, akhirnya saya coba baca, sebenarnya terpengaruh dari buku Haruki Murakami, Kafka on the shore atau Kafka sur le rivage, yang ingin saya baca.
Tokoh utama novel ini bernama Gregor Samsa. Nama Samsa tak lain adalah bentuk lain dari Kafka. Novel ini memang diambil dari kehidupan sang penulis. Suatu pagi, ketika Gregor terbangun, ia bermetamorfosa menjadi sebuah serangga besar. Meski berubah menjadi serangga, Gregor tetap berpikir seperti layaknya manusia, meski tak dapat lagi berkomunikasi secara normal. Orang tuanya dan saudara perempuannya pada akhirnya tak mampu menanggung kenyataan bahwa mereka harus berbagi dengan seekor serangga, meski si serangga tak lain adalah anggota keluarga mereka sendiri. Lihat saja reaksi Grete, saudara perempuannya yang memindahkan hampir seluruh mebel dari kamar Gregor. Atau juga agresi ayahnya yang mengakibatkan cedera parah bagi Gregor.
Begitulah, novel ini menggambarkan kisah seseorang yang terasingkan, yang tidak diterima oleh lingkungan tempatnya hidup, tapi tak mampu untuk keluar dari lingkungan tersebut. Murung. Sangat murung, tentu saja. Mungkin juga agak menyakitkan, dan mestinya taklah sulit untuk memproyeksikan kejadian serupa dalam kehidupan sehari-hari di dunia nyata.
Metamorfosa seseorang menjadi makhluk lain bukanlah barang baru. Sejak zaman antik kita sudah mendapatkannya, misalnya di Odyssey-nya Homer. Kita juga sudah tahu dengan baik tema metamorfosa lain yang diangkat oleh Charles Perrault dalam Cinderella (1697). Tak lupa kita akan tambahkan metamorfosa yang dialami oleh Alice dalam Alice in the Wonderland oleh Lewis Carroll (1865).
Tapi, Metamorfosanya Kafka tentu saja memiliki keunikannya sendiri. Pertama-tama karena tema keterasingan dan ketakberdayaan menghadapi keterasingan tersebut, menjadikannya cukup unik. Lalu kedua, bahwa cerita ini tak lain dari autobiografi penulis, jadi percampuran yang lebih terasa antara dunia nyata dan dunia khayal ciptaan Kafka terasa lebih dibandingkan yang lain.
Novelet ini menarik, agak sulit dibaca, mungkin karena pemilihan kata oleh penerjemah (mungkin juga di novel aslinya) yang terkadang agak sulit. Tapi, tetap saja, dia menarik untuk dibaca dan direnungkan...
Posting kali ini cukup pendek. Pertama-tama karena novelnya pendek, lalu kedua saya masih tidak yakin dengan cara saya membaca Kafka. Mungkin butuh karya lainnya untuk dapat berkomentar lebih baik.