Faire une Pause - Timeout - Rehat

The blog contains mainly my reading activity, -- in broader sense, it includes watching film for example -- experience and my personal appreciation on what I read. Basically, I will read books in one of the three (so far) languages: Indonesian, English, French, then I will write the comment on other language than the text I read, at least I'll try to do so.

o

Sunday, February 05, 2006

Février, demandez le programme


Ouah. Pourquoi ce retardement? Je sais, mais voilà je suis de retour.
Woh. Kenapa nih terlambat? Saya tahu, tapi ini dia, saya kembali.

Ini ketiga kalinya saya membuat judul post dengan bentuk ... demandez le programme. Apa sih artinya? Artinya, di post semacam ini, saya bakal menampilkan program bulan ini. Misalnya bulan ini, Februari, bahasa Prancisnya Février. Demandez le programme sendiri ungkapan untuk meminta program (demandez = silahkan minta).

Februari. ada apa yah bulan Februari? Baiklah, kita ambil yang satu ini saja. Bulan Februari adalah bulan yang menjadi setting novel Snownya Orhan Pamuk. Bulan di mana seorang penyair Ka, berkunjung ke Kars, sebuah kota perbatasan dengan Armenia.

Bulan Februari sebenarnya adalah bulan menarik secara ekonomi, tapi karena beberapa hal, terpaksa saya tidak akan banyak belanja buku bulan ini. Tapi, dengan hanya mengandalkan buku yang ada, rasanya cukup bisa memenuhi blog ini.


Les Miserables, Echenoz, dan Weyergans atau Céline?

Baik. Kita mulai saja. Di post yang terdahulu, saya bilang bahwa kita bakal meninggalkan Turki dan menuju ke Barat, ke Prancis. Memang betul itu. Tapi, sepertinya kita akan lebih berlama-lama di Prancis, sebelum terbang lagi. Pertama-tama the eternal Les Miserables yang tidak kunjung tamat. Sudah halaman 780 sekarang. Masih belum setengahnya. Tentu saya tidak akan biarkan blog ini kosong selama pembacaan Les Miserables.


Ada dua buku Jean Echenoz yang bakal saya baca berbarengan dengan Les Miserables, judulnya berurutan Les Grandes blondes (1995) dan Je m'en vais (1999). Siapa ini? Nah Jean Echenoz adalah penulis dengan gaya yang disebut-sebut sebagai post modern, avant garde, dan sering disebut-sebut bersamaan dengan Toussaint. Ia banyak bermain-main dengan bentuk, dan teknik narasi yang paling mutakhir. Buku-bukunya diterbitkan oleh Edition Minuit, yang terkenal banyak menerbitkan buku avant-gardist dengan resiko sedikit pembeli. Ia sendiri memenangkan Goncourt dengan Je m'en vais nya. Sebelumnya ia telah memenangkan Renaudot dengan Cherokee, sebuah novel detektif (tapi tetap avant-gardist?). Les grandes blondes adalah buku representatif untuk menggambarkan gayanya, bahkan lebih representatif dari Je m'en vais.

Setelah selesai dengan Echenoz, kita akan kembali ke Weyergans, bersantai-santai dulu dengan yet another eternal Trois jours chez ma mére, yang selalu saja tersalip dengan yang lain. Kali ini, ia mungkin akan disalip oleh Louis-Ferdinand Céline, Voyage au bout de la nuit, buku klasik lagi.

Mungkin akan ada cerita sedikit tentang Faulkner sebelum Weyergans, seperti yang saya janjikan sebelumnya.

Dan...

Kalau masih survive dengan semua itu, masih ada Saturday Ian McEwan dan The Plot Against America Philip Roth. Cukup bukan? Bagaimana dengan Pamuk? Kita lihat saja nanti. Mon nom est rouge sepertinya ditunda dulu, tapi Le livre noir tetap bisa dibaca. Mungkin setelah Saturday dan sebelum The Plot Against America. Bagaimana dengan The Kite Runner? Ditunda juga.

Di sisi non fiksi saya sudah mulai membaca buku David Simpson The Academic Postmodern and the Rule of Literature. Tapi, tidak bisa janji kapan bisa munculan obrolannya di blog ini.

1 Comments:

Anonymous Anonymous said...

Wah Ian McEwan 'Saturday'... Udah lama pengen beli bukunya, tapi nunggu resensi dulu degh. Biar yakin :p

4:20 pm  

Post a Comment

<< Home