Faire une Pause - Timeout - Rehat

The blog contains mainly my reading activity, -- in broader sense, it includes watching film for example -- experience and my personal appreciation on what I read. Basically, I will read books in one of the three (so far) languages: Indonesian, English, French, then I will write the comment on other language than the text I read, at least I'll try to do so.

o

Tuesday, July 04, 2006

Le roman d'Olof Eyvind Johnson


[Le roman d'Olof (Novel Olof), karya Eyvind Johnson. Diterjemahkan dari Swedia oleh T.Hammar dan M.Metzger. Judul asli Romanen Om Olof Terbit pertama kali di Swedia tahun 1944/5. Edisi bahasa Prancis diterbitkan oleh Stock, tahun 1974. 198 halaman dengan pengantar oleh Lucien Maury]

Eyvind Johnson, penulis Swedia kelahiran Svartbjörnsbyn tahun 1900. Dia meraih penghargaan Nobel Sastra pada tahun 1974, tahun diterbitkannya Le roman d'Olof untuk pertama kalinya di Prancis. Dia sempat tinggal di Paris tahun 1920-an dan bekerja di sebuah restoran. Selama tinggal di Paris inilah dia memulai perkenalannya dengan kesusastraan.

Eyvind Johnson disebut-sebut sebagai seorang penulis proletar karena banyak karyanya yang mengangkat tema kehidupan orang yang bekerja tapi berada pada lapisan sosial terbawah. Pada Le roman d'Olof ini misalnya, dia mengangkat tema kehidupan seorang buruh di pengolahan dan penebangan kayu, dan kemudian seorang buruh tani.


Le roman d'Olof meski disampaikan dengan sudut pandang orang ketiga merupakan otobiografi penulis. Novel ini berisi cuplikan hidup penulis di usia 14-an tahun, jadi di sekitar tahun 1914. Pada awal novel, Olof, tokoh utama novel ini, memutuskan untuk bekerja setelah lama tinggal di rumah orang tua adoptifnya. Dia bekerja di sebuah pengolahan dan penebangan kayu di Swedia bagian Selatan. Pekerjaan yang dijalaninya bukanlah pekerjaan mudah, apalagi bagi seorang 'anak' berusia 14 tahun. Sering bekerja malam, di tengah hutan, dengan para buruh lain yang kasar, kematian yang selalu mengintai entah karena masuk ke dalam sungai atau kecelakaan karena dinamit yang mereka gunakan, semua itu untuk menjalani profesi pengambang kayu tebangan.

Olof bekerja dalam satu tim kecil, dan dia menjadi anggota tim termuda. Anggota tim lain yang berusia paling dekat dengannya berusia dua puluh tahun. Meski demikian bekerja dengan mereka tidaklah sulit. Mereka semua cukup toleran. Yang tidak toleran adalah pekerjaannya itu sendiri. Maut yang mengancam dengan upah yang sedikit bukanlah hal yang menyenangkan. Tapi, kebanyakan mereka menjalani karena memang hampir tidak ada pilihan lain. Meski demikian, seperti sering terjadi, meski tak banyak uang mereka tidak murah hati dalam urusan uang. Lihatlah tokoh August yang dengan murah hatinya menraktir rekan-rekannya minum dengan uang bonus yang didapatnya, meski bonus itu sendiri didapat oleh August dengan mempertaruhkan nyawanya: dia harus meledakkan dinamit.

Gaya bahasa yang dipilih Eyvind Johnson cukup puitis. Bagian awal novel yang menggambarkan perpisahannya dengan orang tua adoptif misalnya disampaikan dengan indah.

"Dikenangnya tahun-tahun yang dilewatinya di kediaman si perempuan. Si perempuan tak punya satu kekurangan apapun yang layak dicatat. Si perempuan berjalan di depannya supay a tak terpaksa menyaksikannya pergi..."

Isi novel ini menarik. Berbeda dengan kebanyakan novel yang dimuat di blog ini, dapat dikatakan novel ini adalah salah satu dari sedikit saja novel yang mengangkat kehidupan buruh. Novel lain yang mengangkat kehidupan kelas pekerja mungkin La Methode Milla. Tapi saya yakin, memang tidak banyak novel politis seperti novel-novel Johnson ini yang menunjukkan keberpihakan pada kaum buruh.

Sayangnya, saya merasa penerjemahan buku ini kurang mulus; banyak bagian yang cukup sulit untuk dimengerti. Mungkin ada batasan waktu yang membuat penerjemahan tidaklah terlalu mulus? (Buku ini terbit pada tahun yang bersamaan dengan terpilihnya Eyvind Johnson sebagai peraih nobel). Saya yakin, mestinya novel aslinya lebih baik ketimbang terjemahan yang mungkin terburu-buru ini.

Ini novel Swedia pertama yang saya muat di blog ini. Novel berikutnya, mungkin sesudah ini, juga novel Swedia. Penulisnya Ingmar Bergman.


Read more/ Suite / Selengkapnya!