Faire une Pause - Timeout - Rehat

The blog contains mainly my reading activity, -- in broader sense, it includes watching film for example -- experience and my personal appreciation on what I read. Basically, I will read books in one of the three (so far) languages: Indonesian, English, French, then I will write the comment on other language than the text I read, at least I'll try to do so.

o

Thursday, November 30, 2006

Bret Easton Ellis (3/5) : American Psycho


Hari ketiga diskusi, pendek saja. Tentang American Psycho. Besok, kita
bakal lihat Lunar Park.

Sebelum mulai, ini ada link tentang Ellis di Times:
http://www.timesonline.co.uk/article/0,,7-1809390_1,00.html

American Psycho adalah karya Ellis yang paling kontroversial.
Membacanya seakan dipaksa percaya bahwa manusia adalah makhluk
sedemikian bobroknya sehingga mampu melakukan apapun.

Kisah seorang yuppie Amerika tinggal di Wall Street, bernama Patrick
Baateman. Patrick Bateman hanya melihat orang dari merek pakaiannya,
Armani atau Calvin Klein, tergila-gila dengan restoran mahal, hidup
dikelilingi model-model Elle, dan sering berada dalam pengaruh obat
bius. Perlahan-lahan, Bateman mulai mengalami perubahan, dan mulai
menjadi pembunuh serial.

Tokoh Patrick Bateman sendiri kemudian muncul singkat di Glamorama
(1998), dan mendapat porsi penting di Lunar Park (2005). Lucunya, di
Lunar Park, dalam sebuah pesta Halloween ada seorang yang berpakaian
seperti Patrick Bateman.

Ellis mengambil ayahnya sendiri sebagai inspirasi untuk tokoh Patrick
Bateman. (Ingat Kafka? Penulis dan ayahnya selalu bermasalah?)


Berikut ini kutipan dari majalah Lire (majalah sastra di Prancis):

Satire sosial, cerita tentang kelompok yuppie yang menjadi raja dalam
ekonomi tahun 80-90. Tokoh Patrick Bateman, materialis sejati, layak
untuk diperhatikan. Businessman berbalut Armani atau Christian Lacroix
di siang hari, pembunuh sadis malam hari, tidak punya sedikitpun
perasaan, kecuali ketika pakaiannya tidak ditangani dengan baik oleh
binatu langganannya. Dingin, hanya tertarik pada apa penampakan, hanya
mau bergaul dengan rekan sekelasnya yang dia temui di restoran
restoran elit ditemani model-model berkelebihan vitamin. Luar biasa
modis, terkadang dia berubah menjadi monster, membunuh pengemis yang
dibencinya, perempuan-perempuan yang tidak menyenangkannya atau rekan
kerja kantornya yang tak disukainya. Bret Easton Ellis meluncurkan
sebuah novel yang dipenuhi humor, cerita, dan hasrat untuk mengejutkan
dunia sastra kontemporer, antara seks, narkotika, darah, dan pekerjaan
(Juni 2000).


Seluruh eksemplar American Pscyho ditarik oleh editor Simon and
Schuster pada saat yang bersamaan dengan disebarkannya di toko-toko
buku, begitu sadar bahwa mereka tengah berurusan dengan Marquis de
Sade modern. Penerbit Knopf datang mengambil alih, dan atas nama
kebebasan berpendapat, menerbitkan kembali buku itu. Sejumlah orang
menganggap Ellis adalah seorang genius, bahwa pornografi serius yang
dikandung dalam buku itu tak lain adalah bentuk luar biasa sebuah
satire sosial dan dengan memunculkan kelainan seksual di setiap lembar
bukunya, tindak kriminal yang paling sadis, pengaruh narkotika yang
berkepanjangan, novel ini menujukkan luka paling dalam budaya modern.
(Maret 1999).

1 Comments:

Anonymous Anonymous said...

Bonjour, comment allez-vous? Iya, mnurut saya buku ini cukup bikin imajinasi jadi mengerikan. saya terus terang nonton filmnya agak2 eneq, tapi mengerti banget akan kebobrokan yuppies dan org2 kota pada umumnya. People get bored easily, so they would've taken a desperate measure.

Btw, saya taro linknya ya...

6:25 pm  

Post a Comment

<< Home