Faire une Pause - Timeout - Rehat

The blog contains mainly my reading activity, -- in broader sense, it includes watching film for example -- experience and my personal appreciation on what I read. Basically, I will read books in one of the three (so far) languages: Indonesian, English, French, then I will write the comment on other language than the text I read, at least I'll try to do so.

o

Sunday, December 03, 2006

Javier Cercas, A la vitesse de la lumière


[A la vitesse de la lumière, Pada kecepatan cahaya, novel Javier Cercas, Actes Sud, 2006. Diterjemahkan dari Spanyol oleh Elisabeth Beyer dan Alexander Grujicic. Berjudul asli La velocidad de la luz, Tusquets Editores, Barcelona, 2005]

Mungkin perang merupakan tema yang paling sering diangkat oleh sastra. Tidak mengejutkan memang, karena perang adalah bencana kemanusiaan yang terbesar, dan sayangnya tidak bisa dilepaskan dari sejarah manusia. Selalu ada yang bisa diceritakan dari perang, tentang manusia yang terlibat, konflik batin pelakunya, heroisme, ataupun korban perang itu sendiri.

Novel A la vitesse de la lumière juga menceritakan tentang perang. Perang yang diangkat di sini adalah perang Vietnam. Novel ini bercerita tentang salah seorang pelaku perang Vietnam, Rodney Falk, yang pada awal novel bekerja di sebuah universitas di Urbana, Amerika Serikat, bersama narator, seorang pengajar sastra Spanyol.


Cerita tentang perang Vietnam itu sendiri tidak banyak kita temukan di novel ini. Dari novel ini kita lebih banyak mengikuti bagaimana kehidupan Rodney diubah oleh perang itu sendiri, tak henti dihantui oleh masa lalu, dan perubahan demi perubahan dalam hidup Rodney, yang baik dan yang buruk. Rodney yang dikenal di daerah tempat tinggalnya, seorang anak muda brilian sebelum panggilan yang diterimanya untuk perang ke Vietnam.

Novel ini bukan saja tentang perang, tapi juga tentang persahabatan, tentang kematian, tentang keluarga, tentang istri, anak, singkatnya tentang kemanusiaan. Novel ini juga bercerita tentang bagaimana sastra mampu menyuarakan semua nilai itu, tanpa hipokrisi, tanpa malu-malu. Sastra juga mampu menyelamatkan hidup manusia, meski di saat yang sama sastra tak mampu menyelamatkan Hemingway dari bunuh diri.

Dengan sudut pandang seorang sahabat, yang juga memiliki cerita hidupnya sendiri, novel ini sekali lagi lebih dari sekedar novel yang menceritakan perang. Novel ini bercerita juga tentang kesulitan hidup seorang penulis, tentang kesulitannya menghadapi kesuksesan. Apalagi Rodney, sang rekan berpendapat bahwa penulis adalah pekerjaan kotor, pekerjaan yang hanya dilakukan oleh orang yang tidak mampu melakukan hal lain selain bercerita, pekerjaan yang membuat seorang Hemingway bunuh diri?

Javier Cercas adalah seorang penulis yang tinggal di Gerone, tak jauh dari Barcelona. Selain di Urbana, sebagian besar novel ini mengambil setting Barcelona. Bisa jadi narator novel ini tak lain dari Cercas sendiri.

Novel Cercas sebelumnya Les Soldats de Salamine (Actes Sud 2002) merupakan novel pertamanya yang diterjemahkan dan menjamin karier internasionalnya. Novel A la vitesse de la lumière sendiri tengah diterjemahkan ke dalam dua puluh bahasa, dan dalam bahasa Inggris berjudul The Speed of Light (2007?). Bila novel pertamanya disambut dengan baik, maka novel A la vitesse ini diyakini jauh lebih hebat.

0 Comments:

Post a Comment

<< Home