Faire une Pause - Timeout - Rehat

The blog contains mainly my reading activity, -- in broader sense, it includes watching film for example -- experience and my personal appreciation on what I read. Basically, I will read books in one of the three (so far) languages: Indonesian, English, French, then I will write the comment on other language than the text I read, at least I'll try to do so.

o

Saturday, February 25, 2006

Fuir , Kabur, Flee, Jean-Philippe Toussaint


[Fuir, Kabur, novel Jean-Philippe Toussaint, diterbitkan oleh Les Editions de Minuit tahun 2005. Novel dibagi dalam tiga bagian, 186 halaman. Novel ini memenangi Medicis 2005]

Membaca Fuir cukup menyenangkan. Cara bercerita Toussaint, yang disebut-sebut sebagai penulis avant-gardist, cukup menimbulkan sensasi tersendiri bagi saya yang membacanya. Dengan penggunaan tanda baca, koma, titik, paragraf kosong, dan tanda kurung, yang menyarankan ritme pembacaan pada pembacanya, sekaligus menyediakan konteks pembacaan membuat Fuir enak dibaca, tapi mungkin tidak perlu.

Tidak perlu, karena Fuir tidak berplot jelas, dan bukan sekedar berplot tak jelas, adegan yang satu dengan yang lain muncul secara begitu saja, tanpa ada penjelasan yang jelas, sangat 'natural', tanpa banyak peran narator. Dibandingkan dengan Echenoz, Toussaint mungkin lebih ekstrem dalam hal bahwa tak ada cerita yang layak untuk dinikmati seperti layaknya sebuah novel. Dia asyik bermain-main menggambarkan adegan yang satu dengan yang lain, berrinci-rinci di satu adegan, menutup-nutupi beberapa rincian, tapi tetap saja menjaga novelnya agar tetap lancar dibaca. Minimalis. Begitu kata orang tentang karya Toussaint. Mungkin karena ia tak berusaha menambahkan ornamen pada cara bertuturnya tentang satu kisah, bila dipikirnya penuturan itu sudah cukup.

Saya pun cukup kesulitan untuk menceritakan buku yang satu ini. Lalu apa yang harus saya ceritakan? Baiklah. Sedikit tentang ceritanya. Narator novel ini, tokoh aku, adalah seorang laki-laki. Dia mulai muncul di bagian pertama tak lama setelah mendarat di bandara Shanghai, Cina, untuk sebuah perjalanan bisnis, tapi tak jelas bisnis apa. Di sana dia mengenal Zhang Xiangzhi, rekan bisnis Marie, teman perempuan narator. Bagian pertama bercerita tentang kisah cinta narator dengan seorang wanita cantik Cina bernama Li Qi. Mereka bahkan bercinta di sebuah kamar kecil di kereta api selagi dalam perjalanan dari Shanghai ke Peking. Bagian kedua, masih di Cina, bercerita tentang persaingan narator dengan Zhang Xiangzhi dihiasi dengan berbagai adegan, terutama adegan di ruang bowling, dan adegan kejar-kejaran bermotor. Bagian ketiga, bagian paling menarik, menceritakan hubungan narator dengan Marie, mengambil setting di pulau Elba, Italia.

Lalu apa lagi? Narasinya, tentu saja. Cukup kreatif, terutama di bagian ketiga, ketika Marie berusaha mencari-cari sang narator. Sang narator, yang dicari Marie, tapi mampu menceritakan apa yang terjadi dengan Marie selagi mencarinya, menceritakan pencarian itu dengan cukup menarik, hingga menimbulkan sensasi tersendiri, tanpa dapat jelas konteks narasi.
"Dia angkat perlahan kacamata hitamnya, dan berputar-putar untuk menemukan saya dalam matanya. Tapi, di mana saya?"
Perhatikan kalimat "Tapi, di mana saya" yang menarik. Begitulah. Banyak penyampaian narasi yang disampaikan dalam bentuk serupa dan mengejutkan, dan menarik, dan menyenangkan.

Tapi, entahlah. Ada tempat di mana dia berpanjang-panjang, tanpa benar-benar ada yang dia ceritakan. Deskripsi, deskripsi, dan deskripsi, akan kita temukan dengan dalam novel ini dengan diksi yang menarik. Tapi, secara umum, saya pikir buku ini layak untuk dibaca, cukup menyenangkan, karena minimalis.Pembacanya dibawa berjalan-jalan ke Cina dan Elba, dihiasi humor yang segar, yang sedikit segar, sekaligus yang pahit.

*

Novel Jean-Philipe Toussaint yang lain, La Salle de bain yang bersetting di Jepang berhasil meraih sukses yang luar biasa di Jepang. Terjual di atas 100 ribu kopi. Kali ini, dalam Fuir bersetting Cina dan Elba, entahlah apakah dia akan kembali meraih sukses yang sama dengan La Salle de bain ?

Lalu bagaimana dengan Saturday nya Ian McEwan? Les Miserables? Waduh. Bacaan Les Miserables sebenarnya sempat mengalami percepatan, sekarang sedang berkisah tentang Marius, jadi ada di sekitar halaman 1030 an. Tapi, kemudian melambat, karena kesibukan lain, dan harus mengalah dengan buku yang bertebal 1/8 nya, Fuir. Sedang Saturday nya McEwan, segera dibaca. Tapi, sepertinya akan terdahului oleh buku lain, yang akan jadi kejutan, nantikan saja dalam dua atau tiga hari lagi ya.

5 Comments:

Anonymous Anonymous said...

Novel2 Toussaint rasanya belum ada yg menerjemahkan dan menerbitkannya dlm bhs Indonesia

2:42 am  
Blogger anriz said...

Buat saya novel Toussaint asyik, lucu, misterius, karena menimbulkan kesan aneh. Pingin juga sih bisa menerjemahkan Toussaint.

7:38 am  
Anonymous Anonymous said...

Terjemahan novel FUIR kedalam bahasa Indonesia sedang dalam proses penyelesaian. sudah ada penerbit yang bersedia menerbitkan terjemahan dari novel FUIR ini. namun demikian penerjemah mengharapkan dukungn dan masukan dari para pecinta novel FUIR...

6:15 am  
Blogger anriz said...

wah berita bagus nih. asyik sekali Fuir sudah akan diterjemahkan. mau baca deh terjemahannya. kasih kabar kalau sudah terbit ya ...

5:21 pm  
Anonymous Anonymous said...

hm..sepertinya anda penggemar toussaint..kebetulan, saya sedang membuat skripsi mengenai romannya " Fuir". Jika anda bersedia berdiskusi mungkin akan sanagt membantu saya...email saya di eltitou10@yahoo.fr
merci d'avance, esti

10:07 am  

Post a Comment

<< Home