Wednesday, January 25, 2006
Le château blanc Orhan Pamuk: Misterius
[Le château blanc. Novel Orhan Pamuk. Pertama kali diterbitkan di Turki tahun 1985 dengan judul Beyaz Kale. Pertama kali diterbitkan di Prancis tahun 1996, oleh Gallimard. Buku yang saya baca adalah edisi Folio buku ini, terbit tahun 1999 juga oleh Gallimard. Tebal buku: 259 halaman. Edisi bahasa Inggris buku ini berjudul The White Castle]
***
Turki lagi? Sayup-sayup terdengar nada sedikit protes pembaca blog ini. Ya, Turki lagi. Tapi janji, ini yang terakhir bulan ini. Sehabis ini kita akan meninggalkan Turki, kembali ke Barat ke Prancis, bertemu dengan François Weyergans, kemudian belok ke masa lalu ke Mississippi menemui William Faulkner, untuk kemudian kembali ke masa kini bertemu dengan Ian McEwan.Bulan Februari nanti, kita kembali ke Istanbul, kembali ke Orhan Pamuk, dengan Mon nom est rouge (My name is red) dan Le livre noir (The black book) Mungkin kita bakal jalan-jalan lebih ke timur lagi untuk bertemu dengan Murakami. Bagaimana?
***
Novel ini bersetting Turki pada masa Ottoman, pada masa sultan Mehmet IV yang berkuasa dari 1648 sampai 1687 (Saya bertanya-tanya, apakah Mehmet itu terjemahan Mahmud ya?) Pada tahun 1683, Sultan berusaha menaklukkan Vienna. Usaha penaklukan Vienna di bawah sultan Mehmet IV ini adalah usaha kedua selama sejarah Ottoman, usaha pertama dilakukan pada masa sultan sebelumnya, Sulaiman the Magnificent, pada tahun 1529, yang menemui kegagalan. Pemerintahan sendiri dipegang oleh Le Grand Vizir Melek Ahmed Pasha (1588-1662).
Novel ini dibuka oleh sebuah bab Pengantar yang ditulis oleh seorang ensiklopedis fiktif bernama Farouk Darvinoglou. Ia menemukan manuskrip yang berisi kisah pada masa Mehmet IV ini pada tahun 1982. Dalam bab ini diceritakannya bagaimana ia berusaha melakukan pengecekan atas fakta-fakta sejarah dalam manuskrip ini. Salah satu yang ia lihat adalah karya Evliya Celebi. Akhirnya manuskrip ini kemudian diterbitkan dengan judul Le château blanc, judul yang dipilih oleh penerbit. Kemudian berlangsunglah novel yang menurut Darvinouglou ini adalah kisah dalam sebuah manuskrip tua.
Narator novel ini adalah seorang Italia, dari Venice. Ketika kapalnya dalam perjalanan dari Venice ke Napoli, kapalnya diserang oleh armada Turki. Ia ditangka, dijadikan budak, dan dibawa ke Istanbul. Kemampuannya dalam astrologi, matematika, dan sedikit kedokteran menyelamatkannya dari kebanyakan kerja budak.
Di Istanbul, ia bertemu dengan seorang Turki yang sangat mirip dengannya. Sang narator kemudian mengajarkan banyak hal pada orang Turki ini, disebut Le Maître dan bekerja sama dengannya. Sultan dan Pasha memberi mereka beberapa proyek mulai dari pembuatan jam, kembang api, memerangi epidemi yang berkembang, sampai senjata mutakhir yang akan digunakannya untuk menaklukkan musuh yang tangguh (kemungkinan Vienna).
Kemiripan sang narator dan Le Maître diangkat oleh Pamuk menjadi simbol yang menarik. Simbol Oriental-Oksidental yang bekerja sama dan bertukar-tukar identitas. Pembaca akhirnya dibiarkan dalam kemisteriusan kedua tokoh ini, dan dipersilakan untuk menerka simbol yang dibawanya.
Kemiripan narator bukan pertama kali kita jumpai di dalam novel-novel Pamuk. Kemiripan ini muncul di seluruh novel Pamuk yang telah saya baca, Snow dan La vie nouvelle. Di Snow, narator dan temannya Ka memiliki kesamaan. Dalam La vie nouvelle kita disuguhi kemiripan narator dan Mehmet. Saya belum yakin dengan maksud Pamuk menampilkan kemiripan narator dengan tokoh lain. Mungkinkah ia ingin menyampaikan bahwa narator dan tokoh lain itu sebenarnya tokoh yang sama? Mungkin saja.
Le château blanc disampaikan dengan cara bercerita yang lancar dan lurus-lurus saja. Tak ada kejutan-kejutan yang dapat kita rasakan ketika kita membaca La vie nouvelle. Narasi disampaikan lebih lurus, tak banyak, atau tak kental lanturan-lanturan narator. Akibatnya, pembacaan mungkin terasa lebih datar dan sedikit kejutan.
Namun demikian, Pamuk selalu saja punya kecendrungan untuk membiarkan pembacanya tersesat untuk kemudian digiring kembali ke jalur yang ia inginkan. Hal ini menimbulkan sensasi lebih mendalam bagi para pembacanya.
Saya belum sempat melakukan verifikasi beberapa kejadian yang disebut-sebut dalam novel ini. Misalnya, soal epidemi yang diperangi oleh sang narator. Benarkah ia terjadi? Lalu, soal astrolog bernama Husseyn Efendi yang dihukum oleh sultan, benarkah ada? Bagaimana dengan benteng putih sasaran serangan sang sultan dengan senjata buatan narator? Pertanyaan-pertanyaan itu penting untuk dijawab, untuk dapat menjawab apakah novel Le château blanc ini merupakan novel sejarah yang menyajikan sejarah atau hanya sebuah novel yang mengambil setting sejarah yang belum tentu benar adanya. Tapi, terlepas dari jawaban untuk pertanyaan-pertanyaan itu, novel ini telah dapat dinikmati dan layak untuk dibaca dan dibaca ulang.
5 Comments:
Pamuk lagi? ngefans banget ya kamu padanya :) jadi penasaran deh...
Masih belum selesai Ca. Masih ada empat buku Pamuk lagi yang bakal saya selesaikan sampai bulan April nanti.
Penasaran neh nunggu ulasan Les Miserables. Kapan dimuatnya? Gw udah pernah liat filmnya sih..
Waduh, betul juga. Les Miserables. Tersendat abis nih bacanya. Baru halaman 450 dari total 1900-an halaman. Masih jauh ya?
Nggak bisa janji bisa selesai bulan ini. Mungkin pertengahan atau akhir bulan depan. Selagi nunggu, saya bakalan coba cari2 penggantinya deh.
Versi perancisnya tebal banget yach. Gw udah baca versi inggrisnya. Ternyata bener-bener panjang.. ;)
Selamat berjuang yach.. (keep reading)
Post a Comment
<< Home