Wednesday, May 10, 2006
Emily L Marguerite Duras
[Emily L. Novel Marguerite Duras. Diterbitkan oleh Les Editions de Minuit. 1987. 154 halaman]
Kalau ada penulis yang sangat saya sukai cara berceritanya saat ini, tanpa ragu saya akan menyebut Orhan Pamuk dan Marguerite Duras. Yang pertama masih dalam kejayaan, yang kedua baru saja meninggal beberapa tahun yang lalu.
Keduanya bercerita dengan gaya bercerita yang hangat tapi tetap memiliki isi yang dalam. Bedanya, Marguerite Duras tak sering berpanjang-panjang dalam menulis deskripsi sesuatu, tapi tetap menimbulkan kesan tersendiri. Misalnya, untuk menggambarkan bar, baik itu di Moderato Cantabile atau di novel yang baru saya baca ini, Emily L, Duras tak menggambarkan rincian bar, tapi suasana bar yang dipenuhi orang mondar-mandir, yang tak jauh dari laut atau sungai, sangat terasa. Atau memang bar memang tempat yang hangat yang tak perlu diceritakan secara rinci? Apakah memang pemilihan setting sering cukup untuk menulis sesuatu yang hangat hingga penulisnya tak lagi repot-repot menggunakan kata-kata untuk melukiskan sesuatu? Entahlah.
Di Emily L ini Duras menambahinya dengan gaya bercerita yang menarik. Mencampur fiksi dan kenyataan. Narator novel ini adalah seorang perempuan yang sedang duduk di bar bersama kekasihnya. Dia tengah membuat sebuah buku, dan mereka berdua banyak berdiskusi tentang buku yang tengah dibuatnya. Terlihat dari percakapan mereka, sang penulis masih ragu-ragu dengan banyak di bukunya. Sang narator banyak bercerita tentang pasangan lain yang juga tengah mengunjungi bar. Pasangan yang satu ini adalah pasangan Inggris yang tengah berkunjung ke Quilleboeuf. Mereka kenal baik dengan pemilik bar, sama seperti narator dan kekasihnya.
Sang lelaki dari pasangan Inggris ini sering disebut sebagai kapten, sedangkan yang perempuan, yang tampak tak terlalu bahagia, adalah seorang penyair. Mereka berdua selalu saja berpindah-pindah tempat dengan kapalnya. Termasuk saat itu, saat mereka berada di Quilleboeuf.
Sang penyair sudah membuat puisi sejak muda, namun terhenti sejak dia menikah. Tapi, dia kemudian kembali membuat puisi secara diam-diam. Suatu saat sang kapten menemukan puisi-puisi tersebut dan menyembunyikannya dari istrinya. Namun, sang kapten kemudian menerbitkan puisi-puisi tersebut, tetap tanpa sepengetahuan sang istri. Terbukti kemudian puisi-puisi itu mendapat sambutan baik. Meski demikian, sang istri tetap tak mengetahuinya.
Sampai suatu ketika, penjaga rumah mereka mengetahui keberadaan puisi-puisi tersebut dan memberi tahu kepada sang penyair, ketika sang kapten tidak berada di rumah. Mereka, penjaga rumah dan sang istri jatuh cinta. Namun, kisah cinta tak berlangsung lama karena sang penyair dan kapten harus melakukan perjalanan jauh. Dia juga berusaha mengontaknya melalui salah seorang kenalannya dengan menulisi beberapa surat. Karena dia tak mengetahui nama sang penyair, diberinya dia nama Emily L. Tak cukup sampai di situ, sang penjaga rumah tak menyerah dan memutuskan untuk menemukannya, mencurinya, tidak mengembalikannya, mungkin akhirnya membunuhnya.
Sang penjaga rumah kemudian melacak keberadaan pasangan ini, dan melakukan perjalanan jauh hingga ke Malaysia, Thailand, dan Indonesia, berhenti di seluruh pelabuhan di Sumatera, Jawa, dan Kalimantan. Dia sempat berhenti lama di Pontianak dan di kepulauan Natuna. Duras menggambarkan kedua tempat terakhir ini dengan sangat puitis (seperti bagian-bagian lain yang juga puitis) .
Tapi jangan salah, apakah semua cerita tentang kisah cinta Emily L dan penjaga rumah itu nyata atau tidak, ataukah hanya percakapan sang narator tentang buku yang tengah dibuatnya, tidaklah jelas dan memang sengaja dibuat kabur. Di sanalah saya menemukan keindahan novel yang satu ini. Isi cerita, gaya, pemilihan kata, semua digabung membentuk suatu novel yang pendek tapi sangat padat dan indah.
Semua itu membuat Emily L ini bagi saya adalah novel terbaik tahun ini yang telah saya baca sejauh ini. Mungkin masih akan ada lagi novel yang lain yang akan mengalahkannya , tapi mungkin novel yang lain itu tak lain adalah karya Duras yang lain, yang akan segera saya baca dan mungkin juga tonton filmnya, L'Amant atau The Lover.
1 Comments:
wah..sampai ke Indonesia gitu? Terkenal juga ya tanah air tercinta :)
Post a Comment
<< Home