Monday, March 13, 2006
Surat untuk ayah, Franz Kafka
[Buku ini berjudul Lettre au père atau Surat untuk Ayah, diterbitkan oleh Gallimard edisi Folio, tebal 99 halaman, 2002. Diterjemahkan dari Jerman Brief An Den Vater ke Prancis oleh Marthe Robert, Pertama kali diterbitkan di Prancis tahun 1957]
Setelah membaca Metamorfosis (1913), seorang rekan menyarankan saya agar membaca Surat untuk Ayah. Bila di Metamorfosis digambarkan seorang yang selalu dalam perjalanan tugas berubah menjadi seekor serangga besar yang menakutkan, dibuang oleh masyarakat sekitar, dan ditolak oleh keluarganya, maka di Surat untuk Ayah ini kita dapatkan seorang yang selalu takut pada ayahnya yang totaliter. Dalam Surat untuk Ayah ini kita disajikan konteks yang melingkupi Metamorfosis: seorang yang merasa tak diinginkan oleh sang ayah yang tak henti-hentinya berlaku sinis terhadap anaknya, Franz Kafka.
Dari kalimat-kalimat pertama surat ini dapat segera kita rasakan nada surat ini:
Belakangan ini Kau pernah menanyakan mengapa saya selalu takut padamu. Seperti biasa, aku sama sekali tak mampu menjawabmu, sebagian karena rasa takut yang kau ciptakan untukku, sebagian karena penyebab rasa takut ini terdiri dari banyak hal rinci yang tak dapat disampaikan secara lisan dengan koheren. Dan, jika saat ini saya berusaha untuk menjawabnya lewat tulisan, tetap saja tidak akan lengkap, ...
(Tu m'as demandé récemment pourquoi je prétends avoir peur de toi. Comme d'habitude, je n'ai rien su te repondre, en partie justement à cause de la peur que tu m'inspires, en partie parce que la motivation de cette peur comporte trop de détails pour pouvoir être exposée oralement avec une certaine cohérence Et si j'essai maintenant de te répondrepar écrit, ce ne sera encore que de façon très incomplète ...)
Di dalam surat ini Franz Kafka menjelaskan beberapa rincian cara pendidikan ayahnya yang menurutnya sangat tidak menyenangkan. Mulai dari cara makan di meja makan, saat berjalan-jalan, sampai pendidikan agama Yahudi dan pernikahan. Semua dibahas satu demi satu, untuk menjawab pertanyaan mengapa ia takut pada ayahnya.
Surat yang menarik, disampaikan dengan nada yang luar biasa murung. Menarik untuk dibaca, sebaiknya dibaca sebelum membaca Metamorfosis. Mungkin suatu saat saya bakal baca ulang Metamorfosis.
1 Comments:
Seneng udah bisa mampir kesini..ulasannya mendalam ttg buku2 yang dibaca.. Bravo!
Keep up the good work..
Regards from Monrovia
Post a Comment
<< Home