Faire une Pause - Timeout - Rehat

The blog contains mainly my reading activity, -- in broader sense, it includes watching film for example -- experience and my personal appreciation on what I read. Basically, I will read books in one of the three (so far) languages: Indonesian, English, French, then I will write the comment on other language than the text I read, at least I'll try to do so.

o

Thursday, November 24, 2005

Komedi satire Le Bourgeois gentilhomme


Le Bourgeois gentilhomme adalah skript drama karya Molière, dimainkan untuk pertama kali di bawah Molière sendiri pada tahun 1670, di hadapan raja Louis XIV. Drama ini saya baca dari buku terbitan LGF terbitan tahun 1985 (poche).

Sebelum membaca skrip drama ini, saya menonton versi DVD pertunjukan teater drama ini yang dibuat oleh Benjamin Lazar. Drama ini disajikan begitu baiknya, tarian, lagu, dan percakapan, dibuat begitu sempurna. Monsieur Jourdain dimainkan begitu baik, demikian pula Madame Jourdain dan Nicole.


Sinopsis
Drama ini tentang seorang borjouis kaya, Monsieur Jourdain, yang menginginkan status sosial bangsawan, meski orang tuanya adalah pedagang. Untuk memperoleh status sosial itu, ia rela untuk melakukan apa saja, sampai hal-hal yang tidak masuk akal.

Diundanglah guru musik, tari, anggar, dan filosof untuk mengajarinya hal-hal yang biasa dilakukan oleh para bangsawan. Tak lupa diundangnya pula seorang perancang busana untuk membuat penampilannya berubah layaknya bangsawan. Sebagai pelengkap, ia jatuh cinta pada seorang wanita bangsawan, marquise, Dorimène.

Teman dekat Monsieur Jourdain, Dorante, adalah seorang bangsawan, tapi tak beruang. Ia memanfaatkan perkawanannya dengan Monsieur Jourdain untuk berutang padanya. Kebanyakan utang ini ia gunakan untuk memanjakan wanita yang ia cintai, Dorimène juga. Dorante bahkan berhasil membuat Monsieur Jourdain menghadiahkan berlian untuk Dorimène, tentu saja buat Dorante hadiah berlian itu datang darinya sendiri, bukan dari Monsieur Jourdain yang ia kelabuinya.

Istri Monsieur Jourdain, dibantu pelayannya, Nicole, berusaha untuk mengembalikan kemasukalan Monsieur Jourdain, yang mencapai puncaknya ketika yang terakhir ini menolak menikahkan anak perempuannya, Lucile, dengan Cléonte. Penolakan itu semata-mata karena Cléonte bukanlah bangsawan.

Dorante ini bahkan berani mengatur sebuah jamuan makan rahasia antara Monsieur Jourdain , Dorimène, dan ia sendiri. Dorante menyebutkan pada Dorimène bahwa jamuan makan ini adalah jamuan makannya, dan kediaman Monsieur Jourdain adalah tempat yang ia pinjam. Sementara pada Monsieur Jourdain, ia menyebutkan perjamuan ini adalah untuk memperkenalkan lebih dekat Monsieur Jourdain pada Dorimène. Di luar dugaan, Madame Jourdain memergoki perjamuan makan ini, dan menuduh Monsieur Jourdain mencoba berselingkuh dengan Dorimène.

Sementara itu, Cléonte yang ditolak oleh Monsieur Jourdain belum mau menyerah begitu saja. Ia kemudian menyamar menjadi seorang anak dari raja Turki untuk kembali melamar Lucile. Terpukau oleh status raja Turki, Monsieur Jourdain akhirnya menerima lamaran ini, dan bahkan menerima untuk terlibat dalam sebuah upacara Turki mamamouchi.

Kesan
Drama ini mengangkat tema kehidupan seorang borjouis yang hendak menjadi bangsawan, diwakili oleh Monsieur Jourdain. Kita bisa dibuat tertawa oleh tingkah laku sang borjouis ini karena kenaifannya, tapi dapat pula dibuat sebal karena keangkuhannya. Tapi yang jelas, dalam drama ini ia bukanlah korban. Ia sendiri yang memilih keseluruhan tingkahlakunya.

Status bangsawan yang dicita-citakannya, ditampilkan melalui tokoh Doriante, yang justru tak memiliki uang. Ia bahkan mau saja melakukan tindakan beresiko dengan "menawarkan" kekasihnya pada Monsieur Jourdain.

Tokoh rasional dalam drama ini diwakili oleh dua wanita, Madame Jourdain dan pelayannya, Nicole. Madame Jourdain lebih dapat menerima status sosialnya sebagai borjouis dan tidak berminat untuk menjadi gila karena ingin menjadi bangsawan.

0 Comments:

Post a Comment

<< Home